Maman

Nama MAMAN

Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 14 Agustus 1975

Orang Tua Alm. Warsoyo

Tahun Masuk 24 April 1983

Kecacatan

  • Cerebral Palsy (Disfungsi otak)
  • Mental Retardasi
  • Tuna Wicara
  • Lumpuh
  • Spastik

Maman, anak yang dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1975 oleh seorang ibu yang telah mengandungnya selama 9 bulan 10 hari. Namun sungguh malang nasibnya. Ia dilahirkan dalam keadaan cacat. Kecacatannya tidak hanya satu tetapi ganda, antara lain: CP, MR, TW, Lumpuh dan  Spastik. Ia dirawat dan diasuh oleh seorang ibu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

Pada usia 5 tahun Maman diantar ke Panti WTG Palsigunung untuk dititipkan, karena ibu tersebut tidak mampu lagi untuk merawatnya. Peristiwa tersebut terjadi tepat pada tanggal 14 Oktober 1980. Setelah berada di WTG Palsigunung, para pramurawat mengasuh dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Selain diasuh dan dirawat, Maman juga diberikan theraphy dan diberikan obat-obatan serta makanan dan minuman suplemen guna merangsang syaraf-syaraf sensorik dan motoriknya. Dengan harapan dapat mengurangi penderitaan Maman. Namun selama 35 tahun dalam perawatan di WTG Palsigunung belum memberikan hasil yang memuaskan. Sebagaian besar aktifitasnya dilakukan di tempat tidur. Bahkan untuk buang air besarpun dilakukan di tempat tidur. Hanya mandi diusahakan dilakukan di kamar mandi oleh pramurawat.

Sejak dititipkan, ibu yang menitipkan ataupun familinya tidak ada yang menengoknya. Apakah mungkin, Maman yang malang sengaja dibuang oleh keluarganya? Atau mereka sudah pindah ke luar kota atau ke luar Jawa, sehingga jarak yang jauh dan memerlukan biaya yang tidak sedikit jika harus menengoknya? Apapun alasannya, itulah kenyataan yang harus diterima dan jalani oleh Maman, tumbuh dan besar tanpa belaian dan kasih sayang sanak saudaranya yang mempunyai ikatan darah.

Sekarang untuk memberitahukan keinginannya atau berinteraksi, Maman menggunakan bahasa isyarat tubuh. Namun kondisi yang demikian ini tidak menghambatnya untuk berkomunikasi dengan para pramurawat yang merawatnya. Maman juga bisa tertawa dan bisa juga menjadi pendengar yang baik apabila para pramurawat bicara kepadanya. Bagaimanapun Maman telah tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang mempunyai syahwat terhadap lawan jenis. Saat dia mempunyai keinginan (syahwatnya tiba), dia akan meronta dan berteriak-teriak saat melihat wanita. Apalagi wanita yang dilihatnya itu berparas cantik. Dia akan senyum-senyum dan ingin disentuh atau dipegang tangannya. Namun jika keinginannya untuk memegang tangan wanita tersebut tidak kesampaian maka dia akan berteriak keras / menjerit. Dan tidak jarang suara teriaknya tersebut membuat tamu yang datang dan berada didekatnya terkejut dan merasa takut. Namun itu tidak berlangsung lama. Begitu pramurawat mendekatinya dan memegang tangannya, dia akan diam kembali.

Karena tidak ada lagi keluarga / familinya yang menengoknya selama 35 tahun ini, kami berpendapat bahwa Panti WTG Palsigunung adalah rumahnya sampai akhir hayatnya. Kami Keluarga WTG Palsigunung menyayangi Maman, dan berusaha merawat dan mengasuhnya dengan baik.

THERAPHY yang pernah diberikan:

  • Psiko-theraphy:
    • Memberikan sentuhan kasih sayang dan selalu diajak bernteraksi, dimaksudkan untuk merangsang syaraf-syaraf otaknya untuk bekerja.
    • Memberikan rangsangan sakit dan hadiah untuk menggugah perasaannya.
    • Dan lain-lain.
  • Fisio-theraphy:
    • Memberikan pijitan-pijitan pada bagian-bagian tubuh tertentu guna merangsang syaraf-syarafnya
    • Melatihnya berjalan dimulai dengan merangkak
    • Dan lain-lain
  • Speech-theraphy:
    • Melatihnya berbicara dan dipadu dengan bahasa isyarat / bahasa tubuh.
  • Theraphy gabungan yaitu dengan menggabung beberapa theraphy menjadi satu kegiatan, yaitu mengajaknya berbicara atau berkomunikasi.
  • Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter untuk memfungsikan kembali syaraf-syarafnya
  • Pemberian suplemen makanan dan minuman untuk membantu dan mempercepat kinerja syaraf-syaraf yang sudah mulai kembali bekerja

KONDISI SEKARANG :

  • Secara umum Maman dalam kondisi sehat selain kecacatannya.
  • Maman hanya bisa terbaring di tempat tidur karena kelumpuhannya.
  • Dapat mengekspresikan keinginannya dan perasaannya dengan baik
  • Maman sering mengeluarkan air ludah, maka di lehernya selalu digantungkan sepotong kain
  • Makanan dan minuman yang dikonsumsi juga tidak ada yang khusus, yang penting memenuhi 4 sehat 5 sempurna.